Fitur Utama Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada Mapel Matematika
Monday, April 18, 2016
0
comments
MODEL-Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada umumnya dirancang untuk kelas tiga sampai dengan kelas 6 SD. Unsur utama dari model pembelajaran TAI antaralain adalah sebagai berikut:
Kelompok
Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah anggota empat sampai lima orang siswa secara heterogen (terdiri dari kelompok cerdas, sedang, dan kurang cerdas baik laki-laki maupun perempuan). Setiap dua bulan, siswa dikelompokkan ulang ke dalam kelompok baru.
Ujian Penempatan
Sebelum program operasi Matematika dimulai, siswa terlebih dahulu diberi ujian pendahuluan. Mereka ditempatkan menurut nilai tertentu dalam program individu berdasarkan pencapaian mereka pada ujian penempatan tersebut.
Kelompok Pengajaran
Setiap hari guru memberikan pengajaran kepada kelompok-kelompok kecil yang diambil dari kelompok-kelompok heterogen yang memiliki kemampuan sama. Guru menggunakan konsep pelajaran spesifik yang disediakan sebagai bagian dari program itu. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memperkenalkan konsep utama kepada siswa. Pengajaran tersebut dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa memahami keterkaitan antara Matematika yang mereka kerjakan dengan persoalan kehidupan nyata yang sering mereka alami. Sementara guru mengajar satu kelompok tertentu, kelompok yang lain terus mengerjakan pembelajaran mandiri di dalam kelompok mereka. Pengajaran langsung kepada kelompok pengajaran ini bisa berlangsung karena siswa dalam kelompok diharuskan bertanggungjawab atas semua pengecekan, materi yang akan dikerjakan dan diselesaikan.
Metode Belajar Kelompok
Langkah-langkah metode belajar kelompok dalam TAI, antaralain:
- siswa menaruh satuan kerja mereka di dalam buku-buku mereka dan membaca panduannya, meminta teman atau guru untuk membantu, jika diperlukan. Kemudian siswa-siswa memulai dengan latihan keterampilan mereka yang pertama dalam kelompok mereka.
- setiap siswa masing-masing mengerjakan empat masalah yang ada pada lembar latihan keterampilan mereka. Kemudian meminta teman sekelompoknya untuk menjawab pada lembar jawaban pada buku siswa masing-masing. Jika keempat jawaban tersebut benar, siswa bisa melanjutkan dengan latihan keterampilan selanjutnya. Jika hanya beberapa orang siswa yang benar, maka siswa tersebut harus mencoba empat masalah yang lainnya, dan begitu seterusnya sampai dia bisa menjawab keempat masalah tersebut dengan benar. Jika pada tahap ini mereka mendapat kesulitan, siswa dimotivasi untuk terlebih dahulu bertanya kepada temannya sebelum bertanya kepada guru.
- langkah selanjutnya siswa menjalani ujian formatif A berupa sepuluh kuis dengan sepuluh item yang menyerupai lembar keterampilan terakhir. Siswa mengerjakan ujian tersebut sendiri sampai selesai dan seorang teman lainnya memberikan skor. Jika siswa tersebut berhasil mengerjakan delapan atau lebih dari ujian tersebut dengan benar, maka siswa tersebut disyahkan oleh kelompok tersebut untuk mengerjakan ujian unit. Dan jika jawaban siswa tersebut kurang dari delapan item, maka guru harus memberikan tanggapan dan mendiagnosa masalah siswa tersebut dan meminta siswa tersebut mengerjakan kembali latihan keterampilan sebelumnya dan kemudian mengerjakan ujian formatif B, yaitu ujian kedua dengan isi dan kesulitan yang bisa diperbandingkan dengan ujian formatif A.
- setelah berhasil mengerjakan ujian formatif A atau B, kemudian siswa menyerahkan lembar ujian kepada seorang siswa pengawas dari kelompok yang berbeda untuk mendapatkan ujian satuan yang tepat. Setelah siswa tersebut juga menyelesaikan ujian satuan tersebut, maka baru pengawas memberinya nilai. Dua siswa berbeda bertindak sebagai pengawas setiap harinya. Jika siswa berhasil memgerjakan dua belas item dari lima belas item yang disediakan, pengawas akan memberikan skor pada lembar rakapitulasi kelompok siswa tersebut. Dan jika tidak berhasil, maka ujian akan diserahkan kepada guru yang akan mendekati siswa untuk mendiagnosa dan memperbaiki masalah siswa. Catatan: karena siswa telah menunjukkan penguasaan pada lembar latihan keterampilan dan ujian formatif, maka jarang sekali mereka gagal mengerjakan tes.
Skor Kelompok dan Penghargaan Kelompok
Setiap Sabtu guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada rata-rata satuan yang berhasil diselesaikan oleh tiap-tiap anggota kelompok, maka dibuatlah kriteria prestasi kelompok. Kriteria tinggi adalah "kelompok super", yang menengah adalah "kelompok hebat", dan kriteria yang paling rendah adalah "kelompok bagus". Kelompok-kelompok yang memperoleh predikat sebagai kelompok super dan kelompok hebat, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Ujian Mata Pelajaran
Dua kali dalam setiap minggunya, siswa diberikan ujian tertentu selama tiga menit (biasanya ujian perkalian dan pembagian).
Satuan Seluruh-Kelas
Setelah setiap tiga minggu, guru mengehentikan program individual dan meluangkan seminggu untuk mengajar seluruh kelas untuk menguasai keterampilan-keterampilan seperti geometri, pengukuran, dan strategi pemecahan masalah. Siswa bekerja bersama sebagai satu kelompok besar.
Demikian informasi mengenai model TAI dalam mapel Matematikan, semoga bermanfaat:D
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Fitur Utama Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada Mapel Matematika
Ditulis oleh Gya Edu
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://i-pendidikannasional.blogspot.com/2016/04/fitur-utama-model-pembelajaran-team.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Gya Edu
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment